Rian Arie Gustaman1), Eka Wahyu Hidayat2), Nurul Hiron3)
1)Kesehatan Masyarakat,Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi Tasikmalaya
2) 3)Teknik Informatika,Fakultas Teknik,Universitas
Siliwangi Tasikmalaya
Jl.Siliwangi
No.24, Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya46115
Abstrak
Berdasarkan fakta di lapangan,
bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) Tasikmalaya memiliki
permasalahan yang sama dengan cabang PMI lainnya, yaitupada bagian Unit Donor Darah masih menggunakan pengolahan data secara manual
dan integrasi data antara PMI terhadap Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) masih
menjadi faktor berkurangnya kualitas pelayanan kepada pasien. Teknologi
Informasi menjadi salah satu solusi dalam melakukan manajemen data antara PMI dan
BDRS. Metode dalam penelitian ini adalah what, who, where,
when, why, how (5W1H) dengan metode pengembangan aplikasi
adalah Extreme Programming (XP) hanya pada tahapan Planning dan tahapan design. SMSgateway dilibatkan pada
sistem pelayanan donor darah, sehingga memudahkan pasien mendapatkan informasi
data darah. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi Transaction Processing
System (TPS) dan SMS gateway berjalan sesuai dengan rancangan, pada tahapan planning dan tahapan design pada metode XP (Extreme Programming)melibatkan satu admin dan banyak user
(pasien). Teknologi SMSgateway memudahkan pasien dalam mendapatkan informasi
stok darah yang diinginkan. Durasi hak akses oleh pasien harus dibatasi
berdasarkan wewenang dokter.
Kata kunci:Sistem Informasi, Donor darah,
PMI, BDRS, SMSgateway.
1. Pendahuluan
Penyelenggaraan pelayanan darah merupakan urusan wajib
yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah menurut UU 32/2004 tentang
Pemerintahan Daerah, khususnya
di Tasikmalaya di mana Tasikmalaya telah dicanangkan sebagai kota donor pada tahun 2013 dan
ditargetkan menjadi lumbung darah Jawa Barat pada tahun 2015
(pikiran_rakyat.com.2013). Darah adalah aset nasional
sehingga hanya Palang Merah Indonesia (PMI) yang berhak mengelolanya, sedangkan
BDRS adalah unit kerja Rumah Sakit yang menerima dan menyimpan darah dari UTD
untuk kepentingan pemenuhi kebutuhan pelayanan Rumah Sakit
(Adisasmito. 2008). Transfusi darah merupakan bagian pelayanan kesehatan dimana
jaminan tersebut adalah produk darah harus aman, sehat, efektif secara klinis & berkualitas. Keamanan penyediaan
darah ditujukan untuk pasien, donor, petugas dan masyarakat.
Manajeman informasi PMI di Tasikmalaya dalam melayani
pasien donor darah belum menggunakan teknologi informasi, sementara teknologi WAP dapat dimanfaatkan
untuk membangun sistem informasi pelayanan donor darah (Maryanto. 2010), (Kulshreshtha. 2011).
Akibat dari kurangnya penerapan teknologi informasi, maka beberapa masalah yang
timbul diantaranya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendonor darah,
sulitnya mendapatkan informasi stok darah baik di BDRS maupun di PMI, tingginya
keraguan kualitas darah yang ada di PMIoleh pasien. Penerapan teknologi informasi pada sistempelayanan donor darah akan memberikan
keuntungan diantaranya adalah bagi pendonor adanya data histori yang terekam detil
dan dapat diakses kapan pun(Kulshreshtha. 2011).
Penelitian ini merupakan tahapan awal dari pembangunan
sistem informasi donor darah dengan penerapan metode Extreme Programming (XP) (Pressman. 2010).Pemahaman pada alur
bisnis menjadi target utama dalam penelitian ini, sehingga diperoleh kebutuhan
sistem dan alur bisnis yang sesuai. Teknologi SMS gateway adalah teknologi yang
akan di terapkan pada sistem rancangan.
2. Metode Penelitian
Pendekatan
penelitian model investigasi 5W1H (what, who, where, when, why, how) dilakukan
untuk merumuskan dan untuk mencari
akar permasalahan yang ada di PMI Tasikmalaya sehingga diperoleh
solusi yang tepat dan kemudian dibuat usulan rancangan sistem aplikasi sebagai
solusi akhir dari penelitian ini. Pendekatan dalam pembangunan perangkat lunak
yang digunakan adalah Extreme Programming
(XP) dengan
empat tahapan yaitu Planning, Design, Coding, Testing. Pada
penelitian ini dua tahapan awal telah dilakukan dalam proses rekayasa perangkat
lunak. Tahapan Planning beririsan
dengan tahapan 5W1H guna mendapatkan perencanaan yang tepat dan lengkap
mengenai sistem informasi pelayanan donor darah yang akan dibangun. seperti
pada Gambar berikut ini.
Gambar 1. Pendekatan Penelitian
Pada
tahapan Design dilakukan proses
rekayasa perangkat lunak dengan menggunakan Pemodelan Fungsional dan Pemodelan
Data. Pemodelan fungsional digunakan untuk merancang dan melihat sejauh mana
aplikasi yang akan dibuat dapat difungsikan sesuai dengan kebutuhan di
lapangan. Sedangkan Pemodelan Data dilakukan untuk melihat data apa saja yang
diperlukan untuk membangun aplikasi sistem informasi layanan donor darah. Pada pemodelan
ini telah berhasil diidentifikasi kebutuhan data untuk mendukung aplikasiTransaction Processing System(TPS) dan kebutuhan data untuk
mendukung aplikasi sistem SMS Gateway. Pada tahapan ini pula dirancang
arsitektur sistem global untuk sistem informasi pelayanan donor darah.
Gambar 2. Arsitektur Sistem
Pendekatan
yang digunakan untuk rekayasa bentuk aplikasi untuk pemodelan fungsional
menggunakan ToolsUWE (UML based Web Engineering) merupakan
pendekatan metodologis untuk pengembangan aplikasi web tetapi ditentukan oleh
notasi UML (Unified Modeling Language).
Sedangkan UML merupakan salah satu bahasa pemodelan berorientasi objek yang
cukup baik.
3. Hasil Penelitian
Pada
pemodelan ini telah berhasil di identifikasi Aktor yang terlibat dan sebagai
pengguna aplikasi yaitu Administrator dan User.Aktor Administrator adalah
individu yang berperan dalam manajemen sistem secara keseluruhan baik
keterkaitan dengan pengguna sistem maupun data. Aktor User adalah individu
hanya dapat melihat data‐data pakar yang disediakan oleh sistem. Telah berhasil ditentukan Use Caseuntuk sistem utama yang terdiri
dari 48 use-case dengan Use-Case Diagramglobal
sebagai berikut:
Gambar 3. Use-Case diagram system
Pada
tahapan Design telah dihasilkan pula
rancangan Sequence Diagram yang
menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan diluar sekitar aplikasi Transaction Processing System. Karena
sistem yang dibangun sangat besar maka dibuat dua rancangan utama dari sequence diagramuntuk Transaction Processing System (TPS) dan
Sistem SMS Gateway seperti diperlihatkan dalam Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 4. Sequence diagram TPS
Gambar 5. Squence diagram SMS Gateway
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi
antar objek seperti sequence diagram,
tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan buka pada waktu
penyampaian pesan. Berikut collaboration
diagram sesuai dengan sequence diagram yang ada.
Gambar 6. Collaboration diagram TPS
Gambar 7. Collaboration diagram SMS Gateway
Activity
diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam aplikasi Transaction Processing System(TPS),
bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan
bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel
yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state
diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar
transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Berikutactivity diagram yg dihasilkan.
Gambar 8. Activity diagram manajemen TPS
Pemodelan
data adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis
kebutuhan data yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dalam lingkup
sistem informasi yang sesuai dalam organisasi. Proses pemodelan data melibatkan
pemodel data profesional bekerja sama dengan pemangku kepentingan bisnis, serta
pengguna potensial dari sistem informasi. Persyaratan data yang pada awalnya
dicatat sebagai model data konseptual yang pada dasarnya satu set spesifikasi
teknologi independen data dan digunakan untuk mendiskusikan kebutuhan awal
dengan para pemangku kepentingan bisnis. Model konseptual ini kemudian
diterjemahkan ke dalam sebuah model data logis, yang mendokumentasikan struktur
dari data yang dapat diimplementasikan dalam database.
Secara
umum kebutuhan data yang diperlukan dalam aplikasi sistem informasi pelayanan
donor darah di PMI Tasikmalaya terbagi kedalam dua aspek teknologi yaitu
kebutuhan data untuk TPS dan kebutuhan data untuk sistem SMS Gateway. Kebutuhan
data untuk TPSyang didapat dari proses pengumpulan kebutuhan data di lapangan adalah
Data Pendonor, Data Pasien Rujukan, Pendaftaran Pendonor, Kelayakan Donor
Darah, Aftap, Screening Pengelolaan Kantung Darah, Permintaan Darah,
Pemeriksaan Golongan Darah, Cross Match, Comb Test, Screening Antibodi,
Penyerahan, List Combo Test, Penerimaan Darah Hibah, Stock Awal Darah,
Pemusnahan Asset Darah, Stock Opname, Golongan Darah, Master Data Institusi, Master
DataJenis Kantung Darah, Master DataKadar HB, Master DataPekerjaan, Master DataPenyakit,
Master DataProduk Darah, Profile UTD, Master DataRhesus, Master DataWaktu
Donor, Master DataJenis Test, Master DataBangsal RS, Master DataJenis
Permintaan, Master DataIndikasi Transfusi Darah, Master DataRumah Sakit, Master
DataDokter, Agenda Kegiatan. Sedangkan untuk sistem SMS Gateway dibutuhkan
data-data sebagai berikut Send SMS, Outbox SMS, Inbox SMS, Cek Pulsa, Sent
Item, Contact, Phonebook Group, User.
Dari hasil
pengujian terhadap kedua prototype aplikasi yaitu Aplikasi Transaction
Processing System (TPS) dan Aplikasi SMS Gateway untuk mendukung Sistem
Informasi Donor Darah didapat bahwa Aplikasi TPS untuk front office dan back
office sudah diuji coba pada jaringan lokal dan memberikan output atau
menghasilkan laporan hasil pengolahan data sesuai dengan tujuan dan fungsi
aplikasi yaitu untuk operasional sehari-hari. Sedangkan aplikasi SMS Gateway
telah di uji coba dengan hasil yaitu aplikasi telah berhasil memenuhi atau
memberikan response dari setiap request dengan kode-kode tertentu dari sms yang
dikirimkan oleh pengguna. Termasuk juga memberikan response terhadap semua
request dengan kode yg salah. Secara keseluruhan kedua aplikasi telah sesuai
dengan fungsionalitasnya.
Gambar 9. Tampilan prototype Front Office
TPS
Gambar 10. Tampilan prototype Back Office
SGPMI
Dari
serangkaian uji coba pada kedua sistem telah sesuai dengan harapan yang
diinginkan dari sisi perancangan aplikasi. Untuk sistem TPS Donor Darah
dikarenakan hanya sebatas untuk pengelolaan data, prototype sistem tersebut
telah dapat digunakan sebagai mana harapan.
Pembahasan
Penelitian ini telah berhasil dilakukan pengumpulan data
terhadap topik dan bahasan yang menjadi pokok permasalahan. Sesuai dengan
tahapan pengembangan perangkat lunak yang dipilih yaitu XP atau Extreme
Programming dijelaskan bahwa pendekatan pengembangan menggunakan metode ini
adalah pendekatan berorientasi objek. Dari empat tahapan dalam XP yaitu
Planning, Design, Coding dan Testing. Sesuai dengan luaran yang ingin dicapai
pada penelitian tahun pertama, tahapan yang telah dilakukan adalah Planning dan
Design.
Pada
tahapan Planning dilakukan pegumpulan data menggunakan pendekatan 5W+1H
digunakan untuk melihat akar permasalahan dan penggalian data di PMI
Tasikmalaya.Pada tahapan Design dilakukan proses rekayasa perangkat lunak
dengan menggunakan Pemodelan Fungsional dan Pemodelan Data. Pemodelan
fungsional digunakan untuk merancang dan melihat sejauh mana aplikasi yang akan
dibuat dapat difungsikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pendekatan yang
digunakan untuk rekayasa bentuk aplikasi untuk pemodelan fungsional menggunakan
Tools UWE (UML based Web Engineering) merupakan
pendekatan metodologis untuk pengembangan aplikasi web tetapi ditentukan oleh
notasi UML (Unified Modeling Language) yang merupakan salah satu bahasa pemodelan
berorientasi objek yang cukup baik. Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi Aktor
yang akan menggunakan aplikasi, telah berhasil ditentukan Use Case dan telah
dibuat Use-Case Diagram. Sedangkan Pemodelan Data dilakukan untuk melihat data
apa saja yang diperlukan untuk membangun aplikasi sistem informasi layanan
donor darah. Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi kebutuhan data
untuk mendukung aplikasi sistem informasi dan kebutuhan data untuk mendukung
aplikasi sistem SMS Gateway.
Kesimpulan dan
Saran
Sebagaimana
tujuan dari penelitian ini, dari hasil kajian dan pengumpulan data, perencanaan
hingga perancangan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Hasil dari penelitian ini adalah metode XP (Extreme Programming) dapat membuat aplikasi Aplikasi Transaction
Processing System (TPS) dan Aplikasi SMS Gateway melibatkan satu admin dan
banyak user (pasien). Teknologi SMSgateway memudahkan pasien dalam mendapatkan
informasi stok darah yang diinginkan. Durasi hak akses oleh pasien harus
dibatasi berdasarkan wewenang dokter.
Saran
a.
Pada pemodelan data perlu ditambahkan rancangan-rancangan data lainnya
sehingga dapat lebih memudahkan dalam pembuatan basisdata.
b.
Perlu dilakukan penggalian data untuk menyesuaikan
data-data yang telah dimiliki hingga ada kesesuaian dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2014 Unit Transfusi Darah,
Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah.
c.
Aplikasi TPS dan SMS
Gateway yang telah dihasilkan belum di integrasikan menjadi satu sistem
informasi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membangun sistem-sistem
pendukung lainnya yang diperlukan oleh PMI Tasikmalaya untuk pelayanan dan
manajemen operasional Internal dan Eksternal.
Daftar Pustaka
[1]. Adisasmito. Wiku. 2008. Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelayanan Darah. Universitas Indonesia
[2]. Maryanto. 2010. Sistem Informasi Layanan
Donor Darah Berbasis Wap. UGM Yogyakarta.
[3]. http://www.republika.co.id/berita/regional/jawabarat/11/12/02/lvkkzm-yayasan-setara-endus-mafia-darah-di-udd-pmi-tasikmalaya
[4]. http://www.pikiran-rakyat.com/node/192837
[5]. Kulshreshtha Vikas. 2011. Blood Bank
Management Information System in India. ISSN: 2248-9622. Vol. 1, Issue 2,
pp.260-263. India
[6]. Kulshreshtha Vikas . 2011. Benefits of
Management Information System in Blood Bank. International Journal Of
Engineering And Science ISSN: 2278-4721, Vol. 1, Issue 12(December 2012), PP
05-07. India
[7]. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 83 Tahun 2014 Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, Dan
Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
[8]. Pressman, 2010. Software Engineering: A
Practitioner's Approach. the seventh edition.
Biodata
Penulis
Rian Arie Gustaman.SKM.,M.Kes,memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat(S.KM), Universitas Siliwangi Tasikmalaya, lulus tahun 2004.
Memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, lulus tahun 2012.Saat ini
menjadi Dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Eka Wahyu Hidayat,
ST., MT.,memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST), Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer Bandung,
lulus tahun 2003. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT)
Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 2013.Saat ini
menjadi Dosen di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas
Siliwangi Tasikmalaya.
Nurul Hiron, ST., M.Eng.,memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST), Jurusan Teknik Elektro
Universitas Siliwangi, lulus
tahun 2003. Memperoleh gelar Magister Teknik
(M.Eng) Universitas
Gajha Mada Yogyakarta, lulus tahun 2013.Saat ini
menjadi Dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Siliwangi Tasikmalaya.