Sabtu, 27 Agustus 2016

RANCANGAN SISTEM INFORMASI DONOR DARAH BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI PMI TASIKMALAYA)

Rian Arie Gustaman1), Eka Wahyu Hidayat2), Nurul Hiron3)

1)Kesehatan Masyarakat,Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi Tasikmalaya
2) 3)Teknik Informatika,Fakultas Teknik,Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Jl.Siliwangi No.24, Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya46115


Abstrak

Berdasarkan fakta di lapangan, bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) Tasikmalaya memiliki permasalahan yang sama dengan cabang PMI lainnya, yaitupada bagian Unit Donor Darah masih menggunakan pengolahan data secara manual dan integrasi data antara PMI terhadap Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) masih menjadi faktor berkurangnya kualitas pelayanan kepada pasien. Teknologi Informasi menjadi salah satu solusi dalam melakukan manajemen data antara PMI dan BDRS. Metode dalam penelitian ini adalah what, who, where, when, why, how (5W1H) dengan metode pengembangan aplikasi adalah Extreme Programming (XP) hanya pada tahapan Planning dan tahapan design. SMSgateway dilibatkan pada sistem pelayanan donor darah, sehingga memudahkan pasien mendapatkan informasi data darah. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi Transaction Processing System (TPS) dan SMS gateway berjalan sesuai dengan rancangan, pada tahapan planning dan tahapan design pada metode XP (Extreme Programming)melibatkan satu admin dan banyak user (pasien). Teknologi SMSgateway memudahkan pasien dalam mendapatkan informasi stok darah yang diinginkan. Durasi hak akses oleh pasien harus dibatasi berdasarkan wewenang dokter.
Kata kunci:Sistem Informasi, Donor darah, PMI, BDRS, SMSgateway.


1. Pendahuluan
Penyelenggaraan pelayanan darah merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah menurut UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya di Tasikmalaya di mana Tasikmalaya telah dicanangkan sebagai kota donor pada tahun 2013 dan ditargetkan menjadi lumbung darah Jawa Barat pada tahun 2015 (pikiran_rakyat.com.2013). Darah adalah aset nasional sehingga hanya Palang Merah Indonesia (PMI) yang berhak mengelolanya, sedangkan BDRS adalah unit kerja Rumah Sakit yang menerima dan menyimpan darah dari UTD untuk kepentingan pemenuhi kebutuhan pelayanan Rumah Sakit (Adisasmito. 2008). Transfusi darah merupakan bagian pelayanan kesehatan dimana jaminan tersebut adalah produk darah harus aman, sehat, efektif secara klinis & berkualitas. Keamanan penyediaan darah ditujukan untuk pasien, donor, petugas dan masyarakat.
Manajeman informasi PMI di Tasikmalaya dalam melayani pasien donor darah belum menggunakan teknologi informasi, sementara teknologi WAP dapat dimanfaatkan untuk membangun sistem informasi pelayanan donor darah (Maryanto. 2010), (Kulshreshtha. 2011). Akibat dari kurangnya penerapan teknologi informasi, maka beberapa masalah yang timbul diantaranya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendonor darah, sulitnya mendapatkan informasi stok darah baik di BDRS maupun di PMI, tingginya keraguan kualitas darah yang ada di PMIoleh pasien. Penerapan teknologi informasi pada sistempelayanan donor darah akan memberikan keuntungan diantaranya adalah bagi pendonor adanya data histori yang terekam detil dan dapat diakses kapan pun(Kulshreshtha. 2011).
Penelitian ini merupakan tahapan awal dari pembangunan sistem informasi donor darah dengan penerapan metode Extreme Programming (XP) (Pressman. 2010).Pemahaman pada alur bisnis menjadi target utama dalam penelitian ini, sehingga diperoleh kebutuhan sistem dan alur bisnis yang sesuai. Teknologi SMS gateway adalah teknologi yang akan di terapkan pada sistem rancangan.
2. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian model investigasi 5W1H (what, who, where, when, why, how) dilakukan untuk merumuskan dan untuk mencari akar permasalahan yang ada di PMI Tasikmalaya sehingga diperoleh solusi yang tepat dan kemudian dibuat usulan rancangan sistem aplikasi sebagai solusi akhir dari penelitian ini. Pendekatan dalam pembangunan perangkat lunak yang digunakan adalah Extreme Programming (XP) dengan empat tahapan yaitu Planning, Design, Coding, Testing. Pada penelitian ini dua tahapan awal telah dilakukan dalam proses rekayasa perangkat lunak. Tahapan Planning beririsan dengan tahapan 5W1H guna mendapatkan perencanaan yang tepat dan lengkap mengenai sistem informasi pelayanan donor darah yang akan dibangun. seperti pada Gambar berikut ini.

Gambar 1. Pendekatan Penelitian
Pada tahapan Design dilakukan proses rekayasa perangkat lunak dengan menggunakan Pemodelan Fungsional dan Pemodelan Data. Pemodelan fungsional digunakan untuk merancang dan melihat sejauh mana aplikasi yang akan dibuat dapat difungsikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sedangkan Pemodelan Data dilakukan untuk melihat data apa saja yang diperlukan untuk membangun aplikasi sistem informasi layanan donor darah. Pada pemodelan ini telah berhasil diidentifikasi kebutuhan data untuk mendukung aplikasiTransaction Processing System(TPS) dan kebutuhan data untuk mendukung aplikasi sistem SMS Gateway. Pada tahapan ini pula dirancang arsitektur sistem global untuk sistem informasi pelayanan donor darah.

Gambar 2. Arsitektur Sistem
Pendekatan yang digunakan untuk rekayasa bentuk aplikasi untuk pemodelan fungsional menggunakan ToolsUWE (UML based Web Engineering) merupakan pendekatan metodologis untuk pengembangan aplikasi web tetapi ditentukan oleh notasi UML (Unified Modeling Language). Sedangkan UML merupakan salah satu bahasa pemodelan berorientasi objek yang cukup baik.
3. Hasil Penelitian
Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi Aktor yang terlibat dan sebagai pengguna aplikasi yaitu Administrator dan User.Aktor Administrator adalah individu yang berperan dalam manajemen sistem secara keseluruhan baik keterkaitan dengan pengguna sistem maupun data. Aktor User adalah individu hanya dapat melihat datadata pakar yang disediakan oleh sistem. Telah berhasil ditentukan Use Caseuntuk sistem utama yang terdiri dari 48 use-case dengan Use-Case Diagramglobal sebagai berikut:

Gambar 3. Use-Case diagram system
Pada tahapan Design telah dihasilkan pula rancangan Sequence Diagram yang menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan diluar sekitar aplikasi Transaction Processing System. Karena sistem yang dibangun sangat besar maka dibuat dua rancangan utama dari sequence diagramuntuk Transaction Processing System (TPS) dan Sistem SMS Gateway seperti diperlihatkan dalam Gambar 4 dan Gambar 5.


Gambar 4. Sequence diagram TPS


Gambar 5. Squence diagram SMS Gateway
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan buka pada waktu penyampaian pesan. Berikut collaboration diagram sesuai dengan sequence diagram yang ada.

Gambar 6. Collaboration diagram TPS


Gambar 7. Collaboration diagram SMS Gateway
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam aplikasi Transaction Processing System(TPS), bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Berikutactivity diagram yg dihasilkan.
Gambar 8. Activity diagram manajemen TPS
Pemodelan data adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dalam lingkup sistem informasi yang sesuai dalam organisasi. Proses pemodelan data melibatkan pemodel data profesional bekerja sama dengan pemangku kepentingan bisnis, serta pengguna potensial dari sistem informasi. Persyaratan data yang pada awalnya dicatat sebagai model data konseptual yang pada dasarnya satu set spesifikasi teknologi independen data dan digunakan untuk mendiskusikan kebutuhan awal dengan para pemangku kepentingan bisnis. Model konseptual ini kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah model data logis, yang mendokumentasikan struktur dari data yang dapat diimplementasikan dalam database.
Secara umum kebutuhan data yang diperlukan dalam aplikasi sistem informasi pelayanan donor darah di PMI Tasikmalaya terbagi kedalam dua aspek teknologi yaitu kebutuhan data untuk TPS dan kebutuhan data untuk sistem SMS Gateway. Kebutuhan data untuk TPSyang didapat dari proses pengumpulan kebutuhan data di lapangan adalah Data Pendonor, Data Pasien Rujukan, Pendaftaran Pendonor, Kelayakan Donor Darah, Aftap, Screening Pengelolaan Kantung Darah, Permintaan Darah, Pemeriksaan Golongan Darah, Cross Match, Comb Test, Screening Antibodi, Penyerahan, List Combo Test, Penerimaan Darah Hibah, Stock Awal Darah, Pemusnahan Asset Darah, Stock Opname, Golongan Darah, Master Data Institusi, Master DataJenis Kantung Darah, Master DataKadar HB, Master DataPekerjaan, Master DataPenyakit, Master DataProduk Darah, Profile UTD, Master DataRhesus, Master DataWaktu Donor, Master DataJenis Test, Master DataBangsal RS, Master DataJenis Permintaan, Master DataIndikasi Transfusi Darah, Master DataRumah Sakit, Master DataDokter, Agenda Kegiatan. Sedangkan untuk sistem SMS Gateway dibutuhkan data-data sebagai berikut Send SMS, Outbox SMS, Inbox SMS, Cek Pulsa, Sent Item, Contact, Phonebook Group, User.
Dari hasil pengujian terhadap kedua prototype aplikasi yaitu Aplikasi Transaction Processing System (TPS) dan Aplikasi SMS Gateway untuk mendukung Sistem Informasi Donor Darah didapat bahwa Aplikasi TPS untuk front office dan back office sudah diuji coba pada jaringan lokal dan memberikan output atau menghasilkan laporan hasil pengolahan data sesuai dengan tujuan dan fungsi aplikasi yaitu untuk operasional sehari-hari. Sedangkan aplikasi SMS Gateway telah di uji coba dengan hasil yaitu aplikasi telah berhasil memenuhi atau memberikan response dari setiap request dengan kode-kode tertentu dari sms yang dikirimkan oleh pengguna. Termasuk juga memberikan response terhadap semua request dengan kode yg salah. Secara keseluruhan kedua aplikasi telah sesuai dengan fungsionalitasnya.


  Gambar 9. Tampilan prototype Front Office TPS


 
 
 Gambar 10. Tampilan prototype Back Office SGPMI
Dari serangkaian uji coba pada kedua sistem telah sesuai dengan harapan yang diinginkan dari sisi perancangan aplikasi. Untuk sistem TPS Donor Darah dikarenakan hanya sebatas untuk pengelolaan data, prototype sistem tersebut telah dapat digunakan sebagai mana harapan.

Pembahasan
Penelitian ini telah berhasil dilakukan pengumpulan data terhadap topik dan bahasan yang menjadi pokok permasalahan. Sesuai dengan tahapan pengembangan perangkat lunak yang dipilih yaitu XP atau Extreme Programming dijelaskan bahwa pendekatan pengembangan menggunakan metode ini adalah pendekatan berorientasi objek. Dari empat tahapan dalam XP yaitu Planning, Design, Coding dan Testing. Sesuai dengan luaran yang ingin dicapai pada penelitian tahun pertama, tahapan yang telah dilakukan adalah Planning dan Design.
Pada tahapan Planning dilakukan pegumpulan data menggunakan pendekatan 5W+1H digunakan untuk melihat akar permasalahan dan penggalian data di PMI Tasikmalaya.Pada tahapan Design dilakukan proses rekayasa perangkat lunak dengan menggunakan Pemodelan Fungsional dan Pemodelan Data. Pemodelan fungsional digunakan untuk merancang dan melihat sejauh mana aplikasi yang akan dibuat dapat difungsikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pendekatan yang digunakan untuk rekayasa bentuk aplikasi untuk pemodelan fungsional menggunakan Tools UWE (UML based Web Engineering) merupakan pendekatan metodologis untuk pengembangan aplikasi web tetapi ditentukan oleh notasi UML (Unified Modeling Language)  yang merupakan salah satu bahasa pemodelan berorientasi objek yang cukup baik. Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi Aktor yang akan menggunakan aplikasi, telah berhasil ditentukan Use Case dan telah dibuat Use-Case Diagram. Sedangkan Pemodelan Data dilakukan untuk melihat data apa saja yang diperlukan untuk membangun aplikasi sistem informasi layanan donor darah. Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi kebutuhan data untuk mendukung aplikasi sistem informasi dan kebutuhan data untuk mendukung aplikasi sistem SMS Gateway.


Kesimpulan dan Saran
Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, dari hasil kajian dan pengumpulan data, perencanaan hingga perancangan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
     Hasil dari penelitian ini adalah metode XP (Extreme Programming) dapat membuat aplikasi Aplikasi Transaction Processing System (TPS) dan Aplikasi SMS Gateway melibatkan satu admin dan banyak user (pasien). Teknologi SMSgateway memudahkan pasien dalam mendapatkan informasi stok darah yang diinginkan. Durasi hak akses oleh pasien harus dibatasi berdasarkan wewenang dokter.

Saran
a.         Pada pemodelan data perlu ditambahkan rancangan-rancangan data lainnya sehingga dapat lebih memudahkan dalam pembuatan basisdata.
b.        Perlu dilakukan penggalian data untuk menyesuaikan data-data yang telah dimiliki hingga ada kesesuaian dengan  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2014 Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah.
c.         Aplikasi TPS dan SMS Gateway yang telah dihasilkan belum di integrasikan menjadi satu sistem informasi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membangun sistem-sistem pendukung lainnya yang diperlukan oleh PMI Tasikmalaya untuk pelayanan dan manajemen operasional Internal dan Eksternal.
Daftar Pustaka
[1]. Adisasmito. Wiku. 2008. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Darah. Universitas Indonesia
[2]. Maryanto. 2010. Sistem Informasi Layanan Donor Darah Berbasis Wap. UGM Yogyakarta.
[3]. http://www.republika.co.id/berita/regional/jawabarat/11/12/02/lvkkzm-yayasan-setara-endus-mafia-darah-di-udd-pmi-tasikmalaya
[4]. http://www.pikiran-rakyat.com/node/192837
[5]. Kulshreshtha Vikas. 2011. Blood Bank Management Information System in India. ISSN: 2248-9622. Vol. 1, Issue 2, pp.260-263. India
[6]. Kulshreshtha Vikas . 2011. Benefits of Management Information System in Blood Bank. International Journal Of Engineering And Science ISSN: 2278-4721, Vol. 1, Issue 12(December 2012), PP 05-07. India
[7]. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2014 Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
[8]. Pressman, 2010. Software Engineering: A Practitioner's Approach. the seventh edition.
Biodata Penulis
Rian Arie Gustaman.SKM.,M.Kes,memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat(S.KM), Universitas Siliwangi Tasikmalaya, lulus tahun 2004. Memperoleh gelar Magister Kesehatan  (M.Kes) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, lulus tahun 2012.Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Eka Wahyu Hidayat, ST., MT.,memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST), Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bandung, lulus tahun 2003. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT) Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 2013.Saat ini menjadi Dosen di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Nurul Hiron, ST., M.Eng.,memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST), Jurusan Teknik Elektro Universitas Siliwangi, lulus tahun 2003. Memperoleh gelar Magister Teknik (M.Eng) Universitas Gajha Mada Yogyakarta, lulus tahun 2013.Saat ini menjadi Dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Sabtu, 23 Juli 2016

Tarif BPJS di Rumah Sakit

Sakit adalah sesuatu hal yang sangat mungkin kita alami, sakit juga sulit diprediksi kapan akan terjadi. Ada seseorang yang tampak sehat namun beberapa menit kemudian mandapatkan serangan jantung dan akhirnya meninggal, atau ada orang yang terlihat segar  dan tidak pernah sakit sebelumnya namun setelah di lakukan pemeriksaan ternyata memiliki penyakit yang perlu dilakukan pengobatan dengan rawat inap.

Karakteristik sakit yang sulit diprediksi kadang mengakibatkan keterpurukan ekonomi bagi yang mengalaminya. sebagai contoh : seorang karyawan yang bergaji 10 juta per bulan, seharusnya tidak mengalami masalah dalam hal ekonomi, namun ketika karyawan tersebut mengalami sakit "parah" yang ternyata membutuhkan biaya perawatan hingga 100 juta, maka gaji 10 juta per bulan tidak cukup menutupi biaya perawatan, dan ketika karyawan tersebut sembuh maka besar kemungkinan karyawan tersebut menjadi memiliki hutang yang tentunya menjadi beban dalam kehidupan.

Sakit tidak bisa dihindari, contoh ilustrasi diatas besar kemungkinan akan dialami juga oleh kita, karena sakit kita bisa kehilangan mata pencaharian (contoh : tukang ojek yang harus jual motor nya untuk biaya SC istrinya ), karena sakit kita bisa memiliki hutang, karena sakit kita bisa jatuh miskin, dan sebagainya.

Terlepas bahwa sakit adalah takdir yang Allah tetapkan untuk kita, namun mengatasi kemungkinan - kemungkinan diatas, wajib kita lakukan. salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah pembiayaan kesehatan adalah dengan BPJS Kesehatan. Untuk bahasan apa itu BPJS dan sebagainya, penulis rasa sudah banyak di bahas di berbagai media online dan beberapa blog lainnya (Silakan bisa tanya mbah google..hehe)

Pada artikel ini hanya akan membahas bagaimana kita mengetahui besaran pembiayaan yang kita dapatkan dari BPJS kesehatan saat kita di rawat di Rumah Sakit, karena banyak sekali keluhan  dari teman - teman penulis baik itu teman yang menjadi pasien atau teman yang menjadi petugas di rumah sakit. salah satu yang sering menjadi pertanyaan adalah besaran biaya yang di cover BPJS kesehatan, seperti pada contoh masalah berikut :
"peserta BPJS  dengan diagnosa batu ginjal perlu dilakukan terapi ESWL untuk menghancurkan batu ginjal, total biaya terapi ESWL, perawatan dan sebagainya sebesar Rp 12,900.000 (dua belas juta sembilan ratus ) namun setelah di potong BPJS kesehatan, peserta BPJS tersebut cukup membayar Rp 800.000 (delapan ratus ribu)...wow luar biasa, sangat besar sekali. Namun ada pula peserta BPJS yang biaya perawatan nya hanya Rp 5.000.000 (lima juta)  setelah di potong BPJS kesehatan, jadi membayar Rp 3.500.000 (tiga juta lima ratus)..loh kok potongan nya kecil?hanya Rp. 1.500.000. aneh kan???....logikanya yang Rp 12.900.000 saja hanya membayar Rp 800.000, berarti yang biayanya hanya Rp 5.000.000, bisa gratis atau setidaknya lebih kecil dari Rp 800.000"

hal tersebut sebenarnya terjadi karena perbedaan diagnosa yang diberikan oleh dokter atau garis besarnya, besaran pembiayaan BPJS Kesehatan tergantung diagnosa yang diberikan oleh dokter yang merawat kita. berikut langkah - langkah agar kita mengetahui berapa pembiayaan BPJS kesehatan yang kita dapatkan, agar kita bisa menyiapkan dana untuk biaya yang harus kita bayarkan sendiri.
  1. Tanyakan DIAGNOSA TEGAK/PASTI penyakit yang kita derita pada dokter yang merawat kita, karena diagnosa tegak ini menjadi penentu pembiayaan yang kita dapatkan.
  2. Kita harus mengetahui type rumah sakit yang merawat kita, type A, B, C atau D. hal tersebut bisa ditanyakan bagian ADM atau CS dari rumah sakit tersebut.
  3. Cari tahu Regional wilayah kita : Regional I (Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY, Jatim) Regional II (Sumbar, Riau, Sumsel, Lampung, Bali, NTB). Regional III (Aceh, Sumut, Jambi, Bengkulu, Kepri, Kalbar, Sulut, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulbar, Sulsel). Regional IV (Kalsel, Kalteng). Regional V (Babel, NTT, Kaltim, Kaltara, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
  4. Anda pun harus mengetahui kelas perawatan yang menjadi hak kita : Kelas 1, Kelas 2 dan kelas 3. untuk mengetahui ini anda bisa tanyakan pada kantor BPJS yang menerbitkan kartu anda atau minta bantuan bagian pendaftaran rumah sakit
  5. Kemudian  silakan klik link berikut  http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/pmk-59-thn-2014-ttg-standar-tarif-jkn.pdf untuk melihat daftar pembiayaannya 
Contoh :

ketika anda klik link ya ada di point 5, maka anda akan mendapatkan peraturan tentang standar tarif, dan jika terus di scroll ke bawah maka anda akan menemukan tampilan sebagai berikut :



contoh gambar di atas adalah untuk Regional 1 (Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY, Jatim), untuk regional lain bisa dilihat pada link yang sudah di sediakan.
pada gambar tersebut, misal : diagnosa tegak anda adalah operasi Pembedahan Caesar ringan, Regional 1, rumah sakit type A dan kelas perawatan anda kelas 2, BPJS kesehatan akan membiayai anda sebesar Rp 6.285.500. jika biaya perawatan anda sebesar 15 juta, maka dana yang harus anda keluarkan sendiri adalah 15 juta dikurangi Rp 6.285.500.

semoga bisa bermanfaat

RA. Gustaman





















Corat Coret Gustaman

Pada posting pertama ini, sengaja di beri judul corat coret gustaman karena memang isinya hanya corat coret untuk awal  dibuatnya blog ini.

Blog ini adalah tempat corat coret seorang bisa yang berharap menjadi luar biasa. blog  ini juga berisi berbagai materi, teori dan berbagai informasi mengenai kesehatan, teknologi, pendidikan, politik dan sebagainya.

Semoga blog ini bisa memiliki manfaat untuk banyak orang dan bisa menjadi referensi awal dalam mencari informasi.


salam hormat

RA Gustaman